Saya awali dengan...
Saya bukan penikmat transportasi kebanggaan Jakarta ini. Iya,
soalnya saya lebih menikmati perjalanan dengan motor, lebih menegangkan saat
nyelip kanan kiri, bahkan kadang ngerem mendadak, lebih memacu adrenalin.
Iya, benar, yang akan saya bahas adalah TRANSJAKARTA, yang
sebenarnya apa yang dibanggakan saya juga kurang tau. Busnya banyak yang rusak,
jadwalnya sering kacau, petugasnya kebanyakan jutek. Eh, tapi mungkin sekarang
ada yang bisa dibanggakan. Jalurnya (busway) lumayan steril gara-gara ada 2
orang yang berpanas-panasan selalu berdiri di setiap masuk jalur buat ngalihin
pengendara motor atau mobil yang mau masuk jalur. Pekerjaan ini lebih masuk
surga daripada nilang di pintu keluar Jalur (*mikir*).
Yang saya bahas, bukan transjakarta-nya. Kalau itu buruk ya
sudahlah biarkan, yang penting bagaimana kalian, magangers yang sangat saya
hormati bisa memanfaatkan dengan baik.
Saya ingin menyampaikan beberapa hal yang menurut saya
penting (menurut saya loh ya, nggak tau menurut kalian).
Saya punya pemahaman :
“Peraturan sebenarnya dibuat untuk kenyamanan dan kemanan
bagi orang yang mematuhi peraturan itu sendiri.”
Jadi seharusnya tidak ada paksaan untuk mematuhi peraturan.
Seharusnya orang tersebut memiliki kesadaran untuk kepentingan dirinya sendiri.
Terutama beberapa peraturan berikut ini.
1. Nyebrang di jembatan
Iya, ini penting (pakai banget). Berbahaya
kalau langsung nyebrang di jalan rayanya.
Peraturan ini bukan untuk busnya, bukan
untuk urusan sterilnya jalur, tapi untuk keamanan yang nyebrang itu sendiri.
Bahaya, sekali lagi bahaya, walaupun si
penyebrang emang jago nyebrang kayak punya spider
sense nya spiderman jadi dia tau kalau ada bus lagi dekat, tetap saja
bahaya, karena saya yakin dia belum punya jaring kayak spiderman, jadi nggak
bisa cepat ngelesnya. Eh, apa sih ini.
Pokoknya bahaya.
Soalnya kalau ada kecelakaan, yang cidera,
saya bisa pastikan, bukan busnya tapi orangnya.
Belum pernah saya baca berita kayak begini,
“Sebuah bus terpental keluar jalur ketika
menabrak satu orang penyebrang jalur busway, beruntung orang tersebut tidak
lecet sedikitpun”.
Kalaupun ada berita begitu, mungkin yang
salah yang nulis berita. Hehe.
Seringnya saya baca berita,
“2 orang tewas ditabrak bus ketika ingin
menyebrang di jalur bus”.
Sebenarnya apa pertimbangannya lebih memilih
nyebrang langsung di jalur itu.
Lebih cepat? Berapa menit perbandingannya?
10 menit. Kalau misalnya ketabrak, resiko pemulihannya bisa 10 bulan, bahkan
bisa lebih.
Lebih nggak capek? Gimana perbandingannya?
Capekan mana sama masa pemulihan sambil menahan sakit, kalau ditabrak.
Lebih murah? Nggak juga sih, kan belum
bayar. Hehe
Sudah lah, saya harap kalian mengerti, ini
untuk kalian sendiri.
Ini bukan tentang saya. Soalnya saya nggak
pernah masuk jalur, jadinya saya nggak pernah terganggu dengan adanya orang
yang lagi nyebrang di jalur busway.
2. Peraturan cewek di depan, cowok di
belakang.
Nah ini penting banget, iya lebih penting
dari poin sebelumnya malah.
Peraturan ini diciptakan karena banyak nya
kasus pelecehan kepada cewek oleh cowok, baik saat antri ataupun sudah di dalam
bus. Ingat ya, pelakunya cowok, nah si cewek itu korban, sekali lagi korban (*perhatikan
ini*).
Dengan adanya peraturan ini, cowok cewek
kepisah posisinya di antrian atau di bus.
Semenjak ada peraturan ini belum pernah
saya baca berita “seorang mahasiswi dilecehkan oleh seorang ibu ibu ketika
sedang antri di dalam shelter.”
Kalau bapak bapak melecehkan anak cowok sih
kayaknya masih mungkin. Hehe
Berarti apa? Ini untuk kalian para cewek,
yang sebelumnya sering menjadi korban.
Ingat kata bang napi, kejahatan kadang
bukan disebabkan karena niat pelaku, tapi karena ada kesempatan.
Bisa saja seorang cowok tanpa niat jahat,
akhirnya nyolek cewek karena dia berdiri terlalu dekat dengan dirinya.
Iya, kesempatan. Si cowok senang, si cewek
malang.
Sebenarnya apa sih kelebihannya dengan
melanggar peraturan ini?
Buswaynya penuh dan pengen pulang cepet?
Hmmm..
Begini.
Girl, sekali lagi ini untuk kalian sendiri.
Yang dihargai dengan peraturan ini itu
kalian sendiri.
Ya sudah lah kalau busway nya penuh, nunggu
berikutnya.
Jangan sampai karena ingin pulang cepet,
terjadi suatu kejadian yang sama-sama nggak kita inginkan.
KEHORMATANMU JAUH LEBIH BERHARGA DARIPADA
WAKTUMU.
3. Dahulukan yang keluar
Ya iyalah, bagaimana mau masuk kalau di
dalam masih penuh.
Bukan, maksudnya ya yang tertib, nggak
perlu dorong-dorong.
Ini penting, yang di depan bisa jatuh.
Penting doang, sih nggak pakai banget.
Semua peraturan yang saya bahas ini bukan
peraturan formal, semuanya peraturan informal.
Belum pernah saya mendengar ada yang
dipenjara, disidang, kemudian dihukum mati atau dibuang ke nusakambangan gara-gara
melanggar peraturan ini.
Ini semua dibuat untuk kenyamanan dan
keamanan kalian sendiri.
Bukan juga untuk kepentingan saya sendiri saya
nulis ini, karena sekali lagi saya bukan penikmat busway. Ini untuk kalian
magangers yang saya hormati.
Silakan kalau ada yang tersinggung dengan
tulisan saya. Mudah mudahan dengan tersinggung kalian sadar. Tidak apa membenci
saya, yang penting kalian selamat, aman, dan nyaman.
Terakhir dan sekali lagi, ini untuk kalian sendiri.
J
Terakhir dan sekali lagi, ini untuk kalian sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar