Selasa, 20 Maret 2012

Bapak... He's gone...

G tau apa yang melandasi perasaan pengen banget pulang... Di tambah dengan orang rumah yang telpon nanyain kapan pulang... Lengkap...
Walaupun habis perjalanan 12 jam, perjalanan lagi selama 20 jam g akan mengganggu tekad untuk pulang...

Pulang, juga berniat untuk menjernihkan hati dan pikiran, tentang permasalahan organisasi, kuliah, dan cewek (#eh...) karena rumah adalah tempat terinspiratif dan ter-adem untuk berfikir dan merasakan... (mungkin itu sebabnya pejabat itu kalau berfikir harus ke puncak atau keluar negeri dulu... hehe)
*20 jam perjalanan di bus*



Setelah mandi dan makan, aku dipanggil sama my beloved father and mother...
Dibuka dengan tawa, beralih menjadi tegang...

Probing yang keren dari ayah, diakhiri dengan... "Grandfather is gone, about 2 months ago..."
Ditambah dengan kata-kata penjelasan kenapa aku baru dikasi tau sekarang, pertimbangan dari seluruh keluarga tentang ini, dll...

tegang jadi haru... Hujan turun di sudut gelap mataku begitu derasnya (SO7 - Hujan turun)

Aku ingin lebih membahas tentang Grandfather, bukan tentang meninggalnya atau alasannya...


Grandfather atau yang aku panggil dengan Bapak (menirukan panggilan ortu kepada beliau)...
Layaknya orang desa yang lain, amat care dengan kehidupan sekitarnya...
Dengernya, beliau dulu pernah menikah dengan orang "kota", tapi karena g tahan dengan kehidupan kota, dia berpisah dan menikah dengan my grandmother (Emak) yang juga dari background orang "desa", dan terciptalah aku sebagai keturunannya...
Emak meninggal sekitar 3 tahun lalu, saat aku masih SMA...
Aku bisa menangkap bagaimana perasaan kehilangan dari Bapak kepada Emak, dengan, air mata yang turun saat bapak bercerita tentang kebiasaan emak semasa hidupnya... (contoh)

Bapak juga orang yang tekun bertani tanaman pangan (KBLI kategori A), terutama saat emak masih ada...

Berusaha memberikan sesuatu yang terbaik untuk cucunya, terutama pada yang paling disayanginya, aku...

Mungkin di akhir-akhir ini, beliau terserang wabah masalah yang mungkin terlalu absurd untuk aku ceritakan, tapi dengan tegar dia hadapi, sendiri, tanpa dukungan dari emak, yang sudah terlebih dahulu dipanggil menghadap Yang Kuasa...

Aku ingat betul, saat (kurang lebih) 3 bulan lalu pamitan untuk kembali ke jakarta... "Sekolah yang bener, g usah mikiri permasalahan keluarga yang disini, entah itu yang lagi sakit atau apa, yang penting berusaha kuliah yang bener..."
That's it, I will ! I promise... (aku menulisnya di blog ini agar aku selalu ingat)
Dan, sekarang he's gone...

"Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali."

I'm so sorry, aku g mendampingi bapak di saat yang terakhir, aku g menyiramkan air saat semua keluarga memandikan bapak, aku g ikut menyolati bapak, aku g ikut beriring-iringan mengucap syahadat dan sholawat, aku g ikut mengubur bapak...
Again, I'm so sorry... Sekarang, aku hanya bisa melihat bapak lewat nisan dan kuburannya...

Terima kasih atas "semua", dan sekali lagi, maaf juga untuk "semua" itu...
"Semua" akan selalu membekas di hati dan pikiran...


Epilog:
Semoga disana ada yang bisa ngajari bapak cara internetan, biar bisa baca ini... :'(

0 komentar:

Posting Komentar